Minggu, 08 November 2015

Brili Agung: Menulis Seperti Menikah

Denpasar (7/11)--Ngofi (Ngobrol Fiksi) kali ini sedikit berbeda karena FLP Bali mendatangkan Brili Agung, penulis 18 buku, sebagai pembedah cerpen malam itu. Tak ayal, peserta antusias untuk memenuhi ruang VIP rumah makan Wong Solo.

Sebelum membedah cerpen, Brili terlebih dulu memberikan paparan kepenulisan. "Menulis itu seperti menikah. Sekali menulis, tidak ada pilihan lain kecuali melanjutkannya hingga selesai," papar Brili.

Brili merupakan dari sekian banyak penulis yang memutuskan menulis sebagai pekerjaan utama. Melepas pekerjaan sebelumnya yang juga menjanjikan kemapanan, Brili tidak ragu memilih jalan kepenulisan ini. "Karena menulis dapat menjadikan kita kaya hati, imajinasi, dan materi," ungkapnya meyakinkan para peserta Ngofi malam itu.

Ngofi merupakan kegiatan rutin dua pekanan yang digagas oleh FLP Bali. Mengirim cerpen ke FLP Bali menjadi syarat untuk bisa mengikuti Ngofi secara gratis. "Ngofi sebagai ajang kumpul bermanfaat sekaligus menghasilkan karya, dengan karya kita mampu mengubah peradaban", ungkap Lailatul Widayati, ketua FLP Bali.

FLP mendorong para penulis pemula untuk tetap menghasilkan karya dan percaya diri terhadap karyanya tersebut. Karena menulis bukan sekedar menjadi hobi, tapi juga bisa menjadi sesuatu yang menghasilkan.

Selain itu FLP menjadi wadah berbagi antarpenulis. Tidak peduli seberapa senior seorang penulis, tentu ia masih tetap memerlukan saran dan kritik membangun dari rekan sejawat.

Minggu, 25 Oktober 2015

Ngofi Ala FLP Bali

Denpasar, Forum Lingkar Pena- Bebicara tentang Bali, memang tidak selalu tentang wisata dan budaya saja. Bali juga punya komunitas yang turut berkontribusi aktif dalam membangun desitinasi nomor satu ini.
Malam minggu lalu, 11 penulis muda dilatih untuk mengembangkan kreativitas dan seni menulis cerpen. Pelatihan ini bertujuan untuk menampung dan mendidik pemuda-pemuda yang memiilki minat dan kecintaan dalam menulis. Diharapkan lewat pelatihan ini, lahir penulis-penulis berbakat yang bekontribusi aktif dalam kekayaan satra indonesia
Demikian benang merah yang mengemuka dalam pelatihan teknik menulis cerpen dalam judul “Ngobrol Fiksi (Ngofi)” yang diselenggarakan oleh Forum Lingkar Pena (FLP) Bali, di ruang keluarga lantaii II CBezt, Denpasar Sabtu (24/10).
Kegiatan ini dihadiri oleh 14 penulis muda dengan berbagai latar belakang dan profesi. Penulis sebelumnya diharuskan mengumpulkan karyanya terlebih dahulu sebelum acara dimulai. Dina Samodra selaku tutor pelatihan ini menuturkan bahwa kendala dan kesalahan umum yang selalu dilakukan oleh penulis muda adalah ketiadaan unsur konflik dalam cerita, pembukaan yang lemah, dialog yang bertele-tele, kalimat dan tanda baca yang tidak sesuai, dan konsistensi cerita. Tutor yang juga berperan sebagai pengembangan kader penulis di FLP Bali ini juga memberikan contoh konkret kepada penulis muda tentang teknik-teknik dasar menulis cerpen yang baik.
“”Prolog dalam kalimat pembuka sebaiknya jangan membuat jenuh pembaca, tapi hadirkan kisah itu dalam bentuk sebuah masalah untuk mempengaruhi emosi pembaca. Berikan isyarat atau tanda bahaya dan ketegangan, jangan katakan tapi tunjukan dan giring pembaca kepada alur cerita yang dibuat, dan tampilakan lokasi yang tepat dalam cerita” tuturnya kepada penulis muda.
Setelah itu beliau juga memberikan koreksi dan masukan pada hasil karya penulis muda, dan memberikan sebuah wacana sederhana yang ditujukan untuk menguji kreativitas dan keterampilan menulis peserta. Rencananya seletah kepenulisan cerpen nanti, akan diadakan kembali pelatihan menulis berita kisah untuk meng-upgrade kemampuan peserta.
Membukukan Cerpen
Karya yang sudah dikoreksi tadi rencananya akan dibukukan bersama dalam “Antologi Cerpen FLP Bali” bersama dengan 7 cerpen pengurus FLP Bali. Wiwid sebagai Ketua FLP Bali mengatakan, untuk awal percetakanya nanti penulis diharapakan mampu untuk menjual karyanya sendiri, mengingat komunitas ini masih merupakan penulis indie. “Karya kita ini bukan diterbitkan oleh pihak penerbit, jadi nanti teman-teman harus bisa menual buku cerpennya, karena kita ini adalah penulis indie” ujarnya.
Dina Samodra menambahkan, dalam proses menulis nanti, penulis disarankan untuk banyak membaca buku sebagai referensi, dan membentuk gaya penulisan yang baik. Menurutnya untuk bisa menulis satu paragraf saja, penulis harus membaca satu buku terlebih dahulu agar tulisannya menjadi berkualitas.
Diharapkan pelatihan ini nantinya akan menumbuhkan minat penulis untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam sastra Indonesia.

Senin, 12 Oktober 2015

Forum Lingkar Pena Raih Penghargaan AKI 2015

Berdasarkan surat pemberitahuan dan undangan yang diberikan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI kepada Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena (BPP FLP), FLP dinyatakan sebagai peraih penghargaan Anugerah Komunikasi Indonesia (AKI) 2015 untuk kategori Jaringan Komunikasi Sosial. Penghargaan ini akan diberikan hari ini Senin, 12 Oktober 2015 di Hotel Sunan, Jl. Ahmad Yani, Surakarta, Jawa Tengah, pada pukul 19.00 malam. 

Penghargaan AKI 2015 merupakan bentuk apresiasi dari pemerintah RI kepada para insan dan komunitas yang telah berkomunikasi secara beretika di ruang publik, serta berkontribusi dalam memberikan informasi yang mendidik, mencerahkan serta memberdayakan masyarakat dalam rangka memperkuat NKRI.

Akan hadir dalam acara tersebut Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara, yang juga akan menyerahkan penghargaan tersebut. Selain acara pemberian penghargaan, akan hadir Monolog Ki Warseno Sleng, Stand up Comedy dari Vikri Rastafara dan penampilan artis Reza Artamevia. Sementara, dari Forum Lingkar Pena sendiri akan hadir mewakili organisasi, Sekjen BPP FLP, Yeni Mulati (a.k.a. Afifah Afra) dan salah satu pendiri sekaligus anggota Majelis Pertimbangan Forum Lingkar Pena, Maimon Herawati.

Sinta Yudisia, Ketua Umum BPP FLP sendiri berhalangan hadir, karena sedang mewakili FLP memenuhi undangan dari Pemerintah Kota Karatsu, Fukuoka, Jepang. Namun demikian, Sinta menyatakan sangat berbahagia akan penghargaan AKI Award 2015 ini. “Semoga penghargaan ini mampu memacu semangat ribuan anggota FLP di seluruh dunia, untuk semakin giat memberikan informasi yang baik, serta mencerahkan masyarakat dengan karya-karya yang berkualitas,” ujar Sinta, lewat pesan pendek yang diterima oleh Humas FLP.

Forum Lingkar Pena berdiri di Jakarta pada 22 Februari 1997, lalu mulai membentuk wilayah-wilayah dan cabang ke seluruh Indonesia dan dunia sejak 1999. Pendiri FLP adalah Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia dan Maimon Herawati. Hingga saat ini, FLP telah mengalami 4 kali pergantian ketua umum, yaitu Helvy Tiana Rosa, Muhammad Irfan Hidayatullah, S. Intan Savitri dan saat ini ketua umum FLP dijabat oleh Sinta Yudisia.

FLP tidak hanya hadir di kampus-kampus, yang merupakan basis masa awal berdirinya FLP, tetapi juga menyebar ke pesantren-pesantren, bahkan juga kalangan TKI. FLP Taiwan, FLP Hongkong, FLP Arab Saudi dan FLP Malaysia adalah wilayah-wilayah yang anggotanya didominasi oleh para TKI. Akan tetapi, ratusan TKI yang bergabung di sana ternyata tak kalah aktif dengan anggota FLP yang berbasis kampus atau pesantren. Sebagai contoh, pada 18 Oktober 2015 ini, FLP Hongkong menggelar acara Festival Sastra Migran Indonesia V, dengan agenda acara lomba-lomba kepenulisan, launching buku “Jejak Laut” karya anggota FLP Hongkong, musikalisasi puisi dan workshop kepenulisan bersama Habiburahman El-Shirazy, yang juga merupakan anggota Majelis Pertimbangan Forum Lingkar Pena.

Selain aktif berkomunikasi secara beretika di media-media sosial, anggota-anggota FLP juga sangat produktif dalam menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya yang dimuat di berbagai media cetak atau diterbitkan dalam bentuk buku. Beberapa novel karya penulis FLP bahkan telah diangkat menjadi film, misalnya karya-karya Habiburahman el-Shirazy dan Asma Nadia. (flp.or.id)

Ngofi Perdana FLP Bali, Targetkan Buku Antologi Cerpen

Ngofi (Ngobrol Fiksi) merupakan program baru FLP (Forum Lingkar Pena) Bali yang diadakan dua minggu sekali. Ngofi Perdana, 10 Oktober 2015 di ruang VIP RM. Wong Solo diikuti oleh 20 peserta. Ngofi perdana ini terbatas dan gratis bagi para peserta dengan syarat peserta harus mengirimkan karya berupa cerpen pada hari sebelumnya.
Ngofi dikemas dalam acara yang santai dengan sharing materi kepenulisan dan bedah karya dari peserta. Untuk projek perdana Ngofi, tiga bulan pertamaini khusus akan membahas tentang cerpen. Karya-karya yang telah dibedah bersama ini akan diterbitkan dalam buku antologi cerpen baik cetak maupun elektronik yang dipajang di Google Play Store.
“Harapan ke depan tidak hanya cerpen yang dibahas tapi bisa feature, puisi, essay, dll. Dan kita bisa menggandeng temen-temen penulis lain dari Bali untuk ikut sharing di acara ngofi ini” terang Lailatul Widayati, ketua FLP Bali sekaligus narasumber ngofi perdana.

Dr. Rini, salah satu peserta yang turut serta mengajak putra tercinta, mengatakan, "Ngobrol fiksi membuat kami tertantang untuk lebih baik dan menuju hebat. Kami tertawa melihat kesalahan dan kebodohan kami di tahap awal proses menulis kami. Tertawa atas kebodohan diri sendiri (menurut saya) merupakan itikad baik untuk berbenah dan belajar lebih intens lagi. "

"Ngofee akan membawa kita (ehm.. bila tidak ada aral merintang) dari penulis amatir menjadi penulis fantastis dengan proses yang dramatis, insyaAllah." lanjutnya melalui pesan Whatapp kepada panitia Ngofi.
Bagi Sobat FLP Bali yang ingin bergabung di Ngofi #2 dua minggu mendatang silahkan mulai sekarang bisa menyiapkan cerpen dan kirim ke flpbaliku@gmail.com. Selamat berkarya !

Rabu, 30 September 2015

Program Visit School FLP Bali

Program Visit School adalah kerjasama FLP dengan tulisen.com dan Faber Castell yang mengadakan kunjungan di seluruh Indonesia. Program visit school Bali dimulai untuk kali pertama di Tunas Daud School pada Selasa (25/8) yang diikuti siswa SMP. Kegiatan ini diisi dengan materi motivasi dan workshop menulis cerpen yang disampaikan narasumber dari FLP (Forum Lingkar Pena) Wilayah Bali.
"Program ini menarik, selain mengajarkan bagaimana menulis cerpen dengan baik, juga diadakan praktek menulis cerpen dan lomba menulis cerpen, sehingga anak-anak termotivasi menulis. Apalagi karya mereka masuk dalam nilai bahasa Indonesia di sekolah" terang Fatkur, salah satu narasumber  dari FLP Bali.
Peserta antusias dalam mengikuti acara, terutama saat praktek menulis cerpen. Semua siswa menulis cerpen berdasarkan pengalaman menarik dirinya atau kejadian di sekitar lingkungan. Dari penulisan cerpen tersebut dipilih tiga cerpen terbaik dan akan mendapatkan hadiah dari Faber Castell. Acara ini sebagai awalan dan sosialisasi lomba cerpen nasional yang diadakan ruti faber castell tiap tahun.
Program Visit School dimulai pada Agustus hingga Januari 2016 dengan mengunjungi sekolah-sekolah, hingga saat ini per September 2015 ada tiga sekolah yang sudah dikunjungi yaitu Tunas Daud, Tiara Nirwana dan SMP Chandra di Gianyar.

Senin, 10 Agustus 2015

Silaturahim ke Donatur Terbaik FLP Bali 2015, RM Wong Solo




DENPASAR - Senin malam, 10 Agustus 2015 kemarin, Tim FLP Bali berkesempatan untuk silaturahim ke RM Wong Solo yang merupakan Donatur Terbaik versi FLP Bali Awards 2015. Kami disambut hangat oleh Bapak Nasihun Amin, selaku Manajer RM Wong Solo Denpasar yang sudah banyak membantu FLP Bali dalam beberapa kesempatan. Baik bantuan berupa konsumsi, tempat, maupun support hal lainnya untuk FLP Bali.


Dalam silaturahim singkat dan sederhana kali ini, Ketua FLP Bali, Lailatul Widayati, SH menyampaikan permohonan maaf dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan dukungan yang diberikan RM Wong Solo Denpasar selama ini. "Kami sangat berterima kasih atas kontribusi yang diberikan Wong Solo kepada FLP Bali. Mudah-mudahan kita bisa terus menjalin hubungan dan kerja sama yang baik untuk kepentingan masyarakat." ujar beliau.

Senada dengan Ketua FLP Bali, Suwandi Azis selaku Humas FLP Bali juga berterima kasih atas dukungan Wong Solo sejauh ini. Bahkan beliau menambahkan, "Mungkin dalam kesempatan lain, FLP Bali yang dapat memberi kontribusi baik bagi Wong Solo. Misalnya dengan membantu posting artikel di web Wong Solo Denpasar."

Bapak Nasihun Amin rupanya merasa sangat senang dengan kehadiran kami (FLP Bali.red). Bahkan beliau mengapresiasi kedatangan kami sebagai bentuk jalinan hubungan ukhuwwah yang baik. "Saya juga berterima kasih. Ternyata hubungan kita tidak hanya melalui proposal tapi juga bisa bertemu dan berbincang seperti ini. Apa yang bisa kami bantu, insyaAllah kami bantu. Terkhusus tentunya di bagian konsumsi, karena sektor usaha kami (Wong Solo.red) di bidang ini. Semoga kita bisa terus menjalin kerjasama yang baik." tutur Bapak Amin.


Acara silaturahim dilanjutkan dengan penyerahan Plakat Donatur Terbaik FLP Bali Awards 2015 dan ditutup dengan makan bersama menu istimewa dari RM Wong Solo tentunya. Terima kasih banyak atas bantuan Wong Solo selama ini, semoga Wong Solo Denpasar semakin ramai pengunjung, berkah penghasilannya bagi seluruh karyawan dan pemiliknya. (saf)

Jumat, 29 Mei 2015

Lomba Cipta Puisi dan Cerpen @FLPBALI Award 2015


@FLP BALI AWARDS 2015
LOMBA CIPTA PUISI & MENULIS CERPEN
SYARAT DAN KETENTUAN

1.        Lomba ditujukan untuk Pelajar, Mahasiswa, dan Umum dengan pembagian kategori sebagai berikut:
ü  Lomba Cipta Puisi
a.       Kategori Pelajar SMP/ MTS
b.      Kategori Pelajar SMA/ MA
ü  Lomba Menulis Cerpen
a.       Kategori Mahasiswa
b.      Kategori Umum (Pelajar, Pekerja, Ibu Rumah Tangga, dsb)
2.        Tema Lomba (Cipta Puisi & Menulis Cerpen):
ü  Aku dan Ramadhan
ü  Karena Aku Cinta Islam
ü  Menggapai Malam Seribu Bulan
ü  Hati Suci di Hari Fitri
3.        Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, indah (literer), dan komunikatif serta bukan jiplakan dan belum pernah dipublikasikan.
4.        Naskah diketik dengan font 12, huruf Times New Roman, spasi 1,5, margin 3cm di kertas A4 dengan panjang naskah 1-3 halaman (Puisi) dan 3-7 halaman (Cerpen).
5.        Naskah tidak mengandung unsur sara, pornografi maupun hal-hal yang bertentangan dengan hukum dan perundang-undangan.
6.        Mengisi Formulir online di www.flpbali.org
7.        Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 50.000,- /peserta (sudah termasuk tiket Acara FLP Bali Awards dan Talkshow Bersama Boim Lebon, Snack, dan Konsumsi) melalui transfer ke rekening Bank Syariah Mandiri Cabang Kuta No. 708-014-6811 an. Riskiana Safitri.
8.      Mengirim Naskah, Formulir, dan scan/ foto bukti transfer ke email : flpbaliku@gmail.com dengan subjek PUISI-NAMA PENGARANG-KATEGORI-JUDUL atau CERPEN-NAMA PENULIS-KATEGORI-JUDUL
9.     Setiap peserta diperkenankan mengirim maksimal 2 naskah puisi/ cerpen yang akan diikutsertakan dalam lomba.
10.    Naskah diterima paling lambat sampai 14 Juni 2015 pukul 23.59 WITA.
11.    Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada rangkaian acara FLP Bali Awards yang akan diselenggarakan pada tanggal 21 Juni 2015 di Hotel Orenjje Denpasar* dengan menghadirkan Boim Lebon (Penulis Serial Lupus)
12.    Juri : Boim Lebon (Penulis Serial Lupus) & Tim FLP Bali
13.    Hadiah untuk masing-masing Juara Lomba Cipta Puisi dan Menulis Cerpen di masing-masing kategori:
Lomba Cipta Puisi
Juara 1           : Uang Tunai Rp 300.000,- + Sertifikat + Piala + Bingkisan
Juara 2           : Uang Tunai Rp 200.000,- + Sertifikat + Piala + Bingkisan
Juara 3           : Uang Tunai Rp 150.000,- + Sertifikat + Piala + Bingkisan
Lomba Menulis Cerpen
Juara 1           : Uang Tunai Rp 500.000,- + Sertifikat + Piala + Bingkisan
Juara 2           : Uang Tunai Rp 300.000,- + Sertifikat + Piala + Bingkisan
Juara 3           : Uang Tunai Rp 200.000,- + Sertifikat + Piala + Bingkisan

14.    Informasi lebih lanjut : 083840009333 (Fatkur), 085737307071 (Riskiana)
15. Untuk Peserta yang mendaftar sebelum tanggal 7 Juni 2015 mendapatkan koleksi ebook kepenulisan dan FREE biaya pendaftaran Sekolah Menulis yang akan diadakan FLP Bali (pendaftaran normal 500.000) terbatas 20 peserta dalam satu kelas.

Selasa, 10 Maret 2015

10 Hal yang Harus Dilakukan Penulis


Menulis adalah salah satu hal yang sangat menyenangkan dalam hidup ini. Kamu bisa menumpahkan segenap imajinasi yang menggenangi tempurung kepalamu menjadi sebuah cerita yang indah. Namun sayangnya menulis itu ternyata tidak semudah menatap awan yang melintas di atas kepalamu. Sudah banyak penulis yang frustasi lantaran merasa kesulitan dalam menulis. Namun kamu tidak usah bersedih dulu. Berikut  adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menjadi seorang penulis.

1.Mulailah Sebelum Kamu Merasa Siap

Maksudnya begini. Jika kamu menunggu sampai kamu merasa siap 100%, kamu mungkin tidak akan pernah memulainya. Mulailah menulis sebelum kamu merasa betul-betul siap. Setelah itu kamu akan mengetahui bahwa ternyata kamu itu sebetulnya sudah cukup siap kok untuk mulai menulis, kapan pun itu.

2. Menulislah Seperti Kamu Berbicara

Kamu tentu sering tergoda untuk menulis seperti penulis profesional agar kamu terlihat seperti kaum intelektual, tetapi ingatlah, kesederhanaan selalu menang setiap saat. Hindari struktur kalimat yang rumit dan terlalu banyak kata sifat. Menulislah seperti kamu sedang berbicara. Tumpahkan semua kata-kata yang kamu ingin ucapkan. Bersenang-senanglah akan hal itu. Jangan khawatir tulisanmu buruk dan tidak enak dibaca. Kamu masih bisa memperbaikinya nanti, tenang saja.

3. Menulislah Secara Utuh

Menulis kerangka karangan atau membuat outline poin per poin secara kasar hanya akan membuatmu semakin jauh dari tujuanmu menulis. Tulislah secara utuh, secara lengkap, sampai benar-benar siap untuk diedit.

4. Hindari Perfeksionisme

Sampai kapan pun, tulisanmu tidak akan pernah sempurna, dan berjuang untuk menuju kesempurnaan itu adalah perjuangan yang sia-sia. Terimalah bahwa tulisanmu sudah cukup baik. Toh, nanti tulisanmu semakin lama akan menjadi baik, semakin baik, jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya, tetapi tidak pernah sempurna. Ingatlah perkataan Haruki Murakami dalam novelnya yang berjudul Hear the Wind Sing: Tidak ada kalimat yang sempurna.

5. Menulislah untuk Pembaca Kamu

Kamu mungkin memang belum seterkenal Seno Gumira Ajidarma atau pun Orizuka, tetapi anggap saja sekarang kamu sudah memiliki beberapa orang pembaca—walaupun itu hanya imajinasimu semata. Bayangkanlah tentang mereka dan menulislah untuk mereka. Dengan membayangkan mereka, kamu akan menulis langsung untuk audiens kamu.

6. Hindari Pengulangan Kata

Jangan terlalu banyak menggunakan kata yang itu-itu saja untuk mengekspresikan perasaan yang serupa. Cari kata-kata yang berbeda dari kata-kata yang sudah sering kamu tulis sebelumnya. Dengan begitu, tulisanmu akan menjadi lebih baik.

7. Menulislah Setiap Hari

Menulis setiap hari akan membuatmu terhindar dari writer’s block. Kebiasaan menulis setiap hari akan membuat keterampilan menulismu meningkat. Percayalah dengan pepatah ini: practice makes perfect.

8. Membuat Draft Pertama

Tidak ada karya yang langsung jadi. Ingat hal ini baik-baik. Kalau perlu kalimat ini ditulis di kertas besar dan tempelkan di tembok kamarmu. Dalam membuat draft pertama, jangan pernah berpikir untuk mengeditnya. Sebab, menulis dan mengedit adalah tindakan yang berbeda, dan itu sebabnya harus dilakukan secara terpisah.
9. Jangan Tunggu Momen Sempurna
Momen yang paling sempurna untuk menulis mungkin tidak akan pernah datang kepadamu sampai akhirnya kamu menjadi tua dan mati di tempat duduk. Jadi, jangan cuma duduk menunggu momen sempurna itu datang. Momen terbaik untuk mulai menulis adalah sekarang.
10. Bergabung dengan Grup Penulis
Sebuah grup penulis akan sangat membantumu dalam menulis. Duduk bersama orang-orang yang memiliki kecenderungan serupa adalah hal yang sangat menyenangkan. Dari grup penulis inilah kamu bisa tetap menjaga energi menulismu agar tetap menyala.
Sumber : http://spoila.net/penulis-10-hal-yang-harus-kamu-lakukan/

Rabu, 25 Februari 2015

Sahabat Mas Gagah Hadir di Bali

Sobat Pena Bali, Forum Lingkar Pena Bali kedatangan tamu istimewa, seorang penulis muda dan akademisi, Irfan Azizi, sejak hari Jum'at (20/2) Kang Irfan sudah berada di Bali. Kedatangan penulis Novel berjudul "Econom ini" untuk sosialisasi proses Pembuatan Film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP). Film ini diangkat dari Novel Best Seller karya Helvy Tiana Rossa. Dalam diskusi pada Selasa (24/2) di Wong Solo, Kang Irfan selaku perwakilan Pengurus Pusat FLP menyampaikan beberapa hal terkait film KMGP, salah satunya adalah untuk membentuk Sahabat Mas Gagah di Bali.
"Mas Gagah adalah sosok yang religius, pecinta lingkungan dan tinggi rasa sosialnya. Sosok yang harus juga ditiru oleh generasi muda sekarang, kami harap Sahabat Mas Gagah juga ada di Bali"
Sahabat Mas Gagah hadir untuk mendukung suksesnya Film Mas Gagah untuk bisa menginspirasi generasi muda sekarang. Siapa saja boleh bergabung di dalamnya, bahkan di banyak daerah, tidak hanya anak-anak muda, ibu-ibu pun semangat untuk bergabung.

Semoga kita bisa mewujudkan film berkualitas yang menginspirasi bangsa ini untuk jadi lebih baik. Bagi Sobat Pena, kami mengajak Anda untuk bergabung menjadi Sahabat Mas Gagah, silahkan langsung kirim pesan via inbox FB FLP Bali untuk bergabung. Salam Lingkar Pena.

Kamis, 15 Januari 2015

Empat Tips Menulis Buku


“JIKA kau ingin hidupmu berhasil, kau harus membangunnya,” begitu kutipan sebuah film, judulnya Runner Runner di layar lebar. Dalam konteks menulis,  kutipan tadi bisa diubah menjadi, “Jika kau ingin jadi penulis, kau harus menulis!”
Konon, ada yang pernah bertanya kepada budayawan Kuntowijoyo, bagaimana cara jadi menulis. Kata beliau, cara menjadi penulis itu cuma tiga: 1. Menulis, 2. Menulis, dan 3. Menulis! Ternyata, tetap sama, menulis-menulis juga jawabannya.
Hampir sama dengan dua kutipan di atas, novelis Stephen King punya nasihat untuk mereka yang ingin menulis. “Kunci untuk menjadi penulis,” kata King, dalam Stephen King On Writing, ada dua cara yang intinya: 1. Banyak-banyak membaca, dan 2. Banyak-banyak menulis!
Bagaimana cara menulis buku? Ada empat tips yang bisa kita perhatikan dalam menulis buku.
TENTUKAN TOPIK
Seorang penulis perlu menentukan topik apa yang hendak ia tulis. Waktu Barack Obama lagi naik daun, banyak sekali yang menulis tentang dia, tidak hanya di luar negeri, tapi di negeri kita juga. Beberapa judul seperti: Menelusuri Jejak Barack Obama di Jakarta, Barack Obama Menerjang Harapan, danJangan Bunuh Obama!
Dalam memilih topik, seorang penulis perlu memperhatikan faktor minatnya. Tulislah topik-topik yang diminati, bahan-bahannya ada (tersedia hard copyatau soft copy-nya, atau ada informan yang tahu tentang topik itu), dan kemungkinan bisa diselesaikan.
Topik bisa diperoleh lewat banyak cara. Bisa dari penglihatan, pendengaran, atau segala pengalaman. Tiap hari pasti tiap kita dapat pengalaman—baik itu pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain. Dari tiap pengalaman itu pasti ada saja hal-hal menarik yang jika diangkat menjadi buku akan menarik dan inspiratif. Peribahasa “Pengalaman adalah guru terbaik” itu benar, bahkan bisa dipakai dalam penentuan topik kita dalam menulis. Buku Detik-Detik yang Menentukan-nya Habibie misalnya, itu dibuat berdasarkan pengalamannya dalam menjalani transisi demokrasi di Indonesia yang tidak ringan.
BUAT OUTLINE
Outline adalah kerangka karangan. Umumnya kalau sudah ada outline, seorang penulis sangat terbantu dalam menulis. Outline berguna sebagai kerangka sekaligus batasan-batasan dalam menulis. Tentu saja dalam menulis sebuah tema ada baiknya kita fokus pada satu atau dua hal. Jangan terlalu banyak hal hendak dibahas. Makin fokus dalam outline, makin bagus.
Sebagai gambaran dasar untuk pemula, berikut contoh outline buku saya berjudul Presiden Mursi: Kisah Ketakutan Dunia pada Kekuatan Ikhwanul Muslimin yang ditulis tak lama setelah Jenderal Abdul Fattah Al Sisi mengumumkan pencopotan Presiden Mesir Dr. Muhammad Mursi pada Juni 2013. Buku ini ditulis pada Juli 2013 di Ternate dan Jakarta saat menghadiri pelantikan Rektor Universitas Khairun bersama beberapa Rektor PTN lainnya oleh Mendikbud M. Nuh, dan komunikasi saya dengan penerbit (Mas Iqbal Aji Daryono) dilakukan secara online di Facebook. Berikut outline buku tersebut:

PENGANTAR PENULIS
PROLOG – MURSI SEBAGAI PEMIMPIN ISLAM
BAGIAN 1 – IKHWANUL MUSLIMIN DARI MESIR
Negeri Penuh Rindu
Al-Banna dan Al-Ikhwan
Pemikiran Politik Hasan al-Banna
Jejaring di Luar Mesir
Militansi Kader
BAGIAN 2 – PROFIL PRESIDEN MURSI
Jalan Kaki Empat Kilo
Sederhana, Hafal Qur’an, dan Berprestasi
Dosen, Tinggal di Apartemen Sederhana
Bersama Ikhwan
Keluar Masuk Penjara
Yaumul Ghadab
Akhir Kekuasan Mubarak
Jadi Presiden
Orang ke-4 Berpengaruh di Dunia
Rahasia Kemenangan Mursi
Hari-Hari Bersahaja Sang Presiden
Sebab Mursi Cepat Dicintai
Konstitusi Baru dan Dekrit
Setuju Jihad ke Suriah
BAGIAN 3  – ABORSI POLITIK DAN KUDETA ITU
Kekhawatiran AS dan Israel
Antara Tahrir dan Rabiah
Ultimatum 48 Jam
Tetap Melawan
Faktor Militer
Respon Barat
Respon Tokoh Muslim
Respon al-Ikhwan
Adly Mansour, Sang Pengganti
Mursi Pasca Kudeta
Aborsi Politik dan Peranan Barat, Mungkinkah?
Kebiri Demokrasi
EPILOG – KUDETA DAN BENCANA DEMOKRASI
DAFTAR PUSTAKA
PROFIL PENULIS

TULIS DENGAN BEBAS
Terkadang, seorang penulis (terutama pemula) terpenjara dengan berbagai belenggu. Misalnya, takut salah, takut hasil bukunya tidak bagus, takut tidakbest seller, takut tidak selesai, bahkan takut jangan-jangan nanti bukunya dicemooh/dilecehkan orang lain. Ketakutan tersebut bisa jadi belenggu yang “berbahaya” dalam proses menulis. Untuk itu, maka ketika hendak menulis, seorang penulis harus membebaskan dirinya dari belenggu-belenggu tersebut. Jangan takut salah, jangan takut tidak bagus, jangan khawatir naskah tersebut tidak selesai (kalau naskah itu diminati, pasti bisa selesai), jangan pusing dengan buku apakah nanti best seller atau tidak, dan jangan takut dilecehkan orang lain.
Penulis yang baik adalah yang membebaskan dirinya dari berbagai belenggu itu. Ibarat burung yang terbang di angkasa, ia menerbangkan dirinya dengan bebas kemana pun ia mau. Ia tidak peduli apa kata orang, selama yang dilakukannya itu benar. Buya Hamka ketika menulis tafsir al-Azhar di penjara Orde Lama, tentu saja referensinya tidak banyak, tapi ia memberanikan dirinya untuk itu sambil mengingat-ingat dan menyempurnakan tulisannya belakang hari. Atau dalam konteks fiksi, ketika belum banyak yang memasukkan nilai Islam secara ketat dalam badan naskah, Habiburrahman El Shirazy memberanikan dirinya untuk itu dalam novelnya Ayat-Ayat Cinta yang fenomenal itu. Artinya, sebagai penulis, kita menulis saja apa yang menurut kita benar, dan jangan khawatirkan godaan-godaan yang kontraproduktif.
EDIT SECARA KETAT
Sesempurna naskah kita tulis, pasti ada kekurangannya. Seorang penulis perlu memerhatikan secara ketat isi naskahnya, baik konten maupun teknisnya. Bisa jadi saat menulis kita alpa, dan membuat kesalahan. Kesalahan itu—jika hanya teknis—mungkin bisa dimaklumi, tapi kalau kesalahannya itu kesalahan data, misalnya, akan repot jadinya. Olehnya itu, dalam pencarian data, sebaiknya data-data yang otoritatif kita pakai, dan usahakan sumber pertama.
Jika sebuah naskah telah selesai diedit, bisa juga diperlihatkan pada seorang editor (atau penulis senior) untuk mengeditnya lagi. Masukan dari seorang editor (atau penulis itu) cukup baik untuk memberikan masukan dari “orang luar” terhadap naskah yang kita buat. Masukan-masukan tersebut perlu dipertimbangkan, dipikirkan kembali apakah sudah cocok atau belum. Masukan dari luar akan semakin memperkaya isi naskah dan skill kita dalam menulis. []

Artikel ini pernah dibawakan pada Workshop Guru Menulis 2013, Asosiasi Guru Penulis Indonesia (AGUPENA) Sulsel, di Aula Penerbit Erlangga Makassar, Ahad 29 September 2013.

Sumber : http://flp.or.id/index.php/2015/01/05/empat-tips-menulis-buku/