Siapa yang tak kenal Sri Izzati, penulis cilik legendaris peraih rekor MURI sebagai penulis novel termuda. Kini Izzati tumbuh menjadi gadis belia nan cantik yang tak cilik lagi. Di usianya yang masih menginjak 19 tahun, dia sudah menghasilkan karya yang tak sedikit, ada 11 judul yang sudah diterbitkan, serta 6 buku antologi cerpen bersama penulis lain. Maka pantaslah dara kelahiran tahun 1995 ini meraih perhargaan sebagai Inspiring Young Writer di tahun 2013 dari DAR! Mizan Publishing.
Sri Izzati menyempatkan hadir
pada Buka Bersama dan Diskusi Kepenulisan bersama Sahabat Forum Lingkar Pena
(FLP) Wilayah Bali di Rumah Makan Wong Solo pada Selasa 15 Juli 2014. Dengan
didampingi Ayah dan Ibunya, Izzati
mengaku surprise degan acara ini.
“Awalnya saya ragu ke Bali, siapa
yang mau datang dan ketemu saya, ternyata banyak juga yang hadir. Saya jadinya
gugup dan salah tingkah di depan sini” ungkap Izzati mengawali diskusi di depan
para peserta.
Sejak usia 3 tahun Izzati sudah mulai suka membaca buku
sehingga karena hobinya itulah dia sering minta dibelikan buku pada
orangtuanya.
“Dulu, saking semangatnya baca buku, aku keseringan minta
dibelikan buku, sampai Mama ngasih syarat sebelum beli buku baru, harus
ceritakan dulu buku yang sebelumnya dibaca” kenang Izzati saat masih kecil.
Izzati kecil begitu semangat membaca dan membeli buku
sehingga juga harus sering bercerita kalau membeli buku sampai Ibunya tercinta
kewalahan. Akhirnya sang Ibu punya cara lain, yaitu cerita-cerita Izzati harus
dituliskan dan diketik di komputer.
“Saking semangatnya Izzati, Ibu minta ceritanya diganti
denga tulisan selain saya juga banyak kesibukan. Dari situlah Izzati rajin
menuliskan buku-buku yang telah dibacanya sehingga menjadi kebiasaan menulis.”
Cerita Bu Heti, Ibunda Izzati.
Di sela-sela menulis isi buku yang telah dibacanya, Izzati
diam-diam juga menambahkan idenya sendiri di tulisan tersebut. Bahkan juga
menuliskan cerita dari ide-idenya sendiri yang bahkan orangtuanya tidak tahu bahwa
Izzati sudah bisa menulis sebuah bukunya sendiri.
“Saya minta Papa untuk cetak dan fotokopi tulisan-tulisan
saya. Biasanya dibagikan ke teman-teman untuk dibaca. Sampai suatu saat ada
teman Papa yang bantu untuk menerbitkankannya” ungkap Izzati.
Dengan segala perjuangan maka terbitlah karya novel pertama
Izzati, Powerful Girls di tahun 2003. Dengan novel ini, Izzati mendapat
penghargaan sebagai novelis termuda di usianya yang masih 8 tahun. Dari karya
pertama ini, Izzati mengaku dia senang dan bersyukur serta membuat dia semangat
untuk terus berkarya dan beprestasi.
0 komentar:
Posting Komentar