Malam
minggu lalu, 11
penulis
muda dilatih untuk mengembangkan kreativitas dan seni menulis cerpen.
Pelatihan ini bertujuan untuk menampung dan mendidik pemuda-pemuda
yang memiilki minat dan kecintaan dalam menulis. Diharapkan lewat
pelatihan ini, lahir penulis-penulis berbakat yang bekontribusi aktif
dalam kekayaan satra indonesia
Demikian
benang merah yang mengemuka dalam pelatihan teknik menulis cerpen
dalam judul “Ngobrol Fiksi (Ngofi)” yang diselenggarakan oleh
Forum Lingkar Pena (FLP) Bali, di ruang keluarga lantaii II CBezt,
Denpasar Sabtu (24/10).
Kegiatan
ini dihadiri oleh 14 penulis muda dengan berbagai latar belakang dan
profesi. Penulis sebelumnya diharuskan mengumpulkan karyanya terlebih
dahulu sebelum acara dimulai. Dina
Samodra
selaku
tutor pelatihan ini menuturkan bahwa kendala dan kesalahan umum yang
selalu dilakukan oleh penulis muda adalah ketiadaan unsur konflik
dalam cerita, pembukaan yang lemah, dialog yang bertele-tele, kalimat
dan tanda baca yang tidak sesuai, dan konsistensi cerita. Tutor yang
juga berperan sebagai pengembangan kader penulis di FLP Bali ini juga
memberikan contoh konkret kepada penulis muda tentang teknik-teknik
dasar menulis cerpen yang baik.
“”Prolog
dalam kalimat pembuka sebaiknya jangan membuat jenuh pembaca, tapi
hadirkan kisah itu dalam bentuk sebuah masalah untuk mempengaruhi
emosi pembaca. Berikan isyarat atau tanda bahaya dan ketegangan,
jangan katakan tapi tunjukan dan giring pembaca kepada alur cerita
yang dibuat, dan tampilakan lokasi yang tepat dalam cerita”
tuturnya kepada penulis muda.
Setelah
itu beliau juga memberikan koreksi dan masukan pada hasil karya
penulis muda, dan memberikan sebuah wacana sederhana yang ditujukan
untuk menguji kreativitas dan keterampilan menulis peserta.
Rencananya seletah kepenulisan cerpen nanti, akan diadakan kembali
pelatihan menulis berita kisah untuk meng-upgrade
kemampuan peserta.
Membukukan
Cerpen
Karya
yang sudah dikoreksi tadi rencananya akan dibukukan bersama dalam
“Antologi Cerpen FLP Bali” bersama dengan 7 cerpen pengurus FLP
Bali. Wiwid sebagai Ketua FLP Bali mengatakan, untuk awal
percetakanya nanti penulis diharapakan mampu untuk menjual karyanya
sendiri, mengingat komunitas ini masih merupakan penulis indie.
“Karya kita ini bukan diterbitkan oleh pihak penerbit, jadi nanti
teman-teman harus bisa menual buku cerpennya, karena kita ini adalah
penulis indie” ujarnya.
Dina
Samodra menambahkan, dalam proses menulis nanti, penulis disarankan
untuk banyak membaca buku sebagai referensi, dan membentuk gaya
penulisan yang baik. Menurutnya untuk bisa menulis satu paragraf
saja, penulis harus membaca satu buku terlebih dahulu agar tulisannya
menjadi berkualitas.
Diharapkan
pelatihan ini nantinya akan menumbuhkan minat penulis untuk terus
berkarya dan berkontribusi dalam sastra Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar